BAYI TABUNG ADALAH SOLUSI !!!!!!
Setiap pasangan suami istri pasti mendampakan kehadiran sang buah hati. Namun, sayang banyak yang belum mempunyai kesempatan untuk dapat mewujudkan dambaan tersebut. Banyak masyarakat kita kemudian beranggapan bahwa semua itu adalah akibat mandul; entah pada kedua pasangan atau salah satu diantaranya.
Kemandulan memang hantu paling besar dalam kehidupan berumah tangga. Bagi sang istri, stigma “mandul” tersebut bahkan begitu sangat menakutkan. Banyak orang yang kemudian beranggapan bahwa mandul adalah sebuah cacat, bahkan sebuah azab. Benarkah anggapan itu???
Sekedar sebuah catatan, disebutkan bahwa tak kurang dari 105 pasangan usia subur ternyata mengalami problem infertilitas. Secara garis besar dapat disebutkan bahwa kondisi infertilitas muncul akibat kedua atau salah satu dari sel sperma atau sel telur yang gagal melakukan pembuahan karena kondisinya yang lemah sehingga proses pembuahan tidak dapat berlangsung dengan sempurna atau bahkan gagal.
Kondisi “lemah” tersebut tentu saja bukan berarti mandul. Dalam kondisi infertil, yang sebetulnya dibutuhkan oleh pasangan tersebut adalah sebuah proses treatment terhadap sel-sel yang kondisinya lemah itu agar nmenjadi cukup kuat untuk menjalankan proses pembuahan.
Salah satu solusinya adalah dengan melalui teknologi IVF (In Vitro Fertilizatio), atau yang lebih dikenal dengan teknologi bayi tabung.
Sebenarnya apa sih bayi tabung???
Bagi masyarakat awam mungkin bayi tabung masih menjadi sesuatu yang samar. Bahkan mungkin ada yang berfikir bahwa bayi tabung adalah bayi yang dilahirkan atau dibuat di dalam tabung. Hal tersebut memang tidak terlalu keliru karena memang sesungguhnya proses “pembuatan” sel sperma dan sel telur dipertemukan di dalam wahana tabung sehingga terjadi pembuahan dan tumbuh menjadi embrio, namun proses tersebut kemudian dipindahkan ke dalam rahim sehingga proses kehamilan akan berlangsung alamiah di dalam rahim.
Selain dari kondisi infertil, indikasi lain yang dapat di selesaikan dengan menggunakan teknologi IVF yaitu:
· Penyumbatan tuba fallopi
· Endometriosis setelah kegagalan perawatan dengan obat-obatan dan pemantauan siklus
· Subfertilitas yang tidak dapat dijelaskan
· Usia pasangan wanita yang lebih dari 38 tahun
Dulu teknologi ini memang menggunakan media berupa tabung reaksi, namun sekarang media tersebut telah digantikan dengan cawan petri yang telah diberi medium tertentu.
Tahapan-tahapan dari teknologi bayi tabung ini adalah sebagai berikut:
1. Dokter akan melakukan seleksi pasien terlebih dahulu, apakah masih layak untuk mengikuti program bayi tabung atau tidak. Bila layak, barulah pasien bisa masuk dan mengikuti program bayi tabung.
2. Kemudian, dilakukan stimulasi dengan merangsang indung telur si calon ibu untuk memastikan banyaknya sel telur. Karena secara alami, sel telur hanya satu. Namun untuk bayi tabung, diperlukan sel telur lebih dari satu untuk memperoleh embrio.
3. Pemantauan pertumbuhan folikel berupa suatu cairan berisi sel telur di indung telur yang bisa dilihat dengan USG. Pemantau tersebut bertujuan untuk melihat apakah sel telur tersebut sudah cukup matang untuk dipanen.
4. Menyuntikkan obat untuk mematangkan sel telur yang belum dipanen agar siap.
5. Setelah itu dokter atau tenaga medis akan melakukan proses pengambilan sel telur untuk di proses di laboratorium.
6. Pengambilan sperma dari suami pada hari yang sama. Bagi suami yang tidak memiliki masalah dengan spermanya, maka pengambilan sperma umumnya dilakukan dari hasil masturbasi. Tapi jika ternyata ada masalah dengan sperma atau masturbasi, sperma diambil dengan cara operasi untuk mengambil sperma langsung dari buah zakar.
7. Baru dilakukan proses pembuahan (fertilisasi) di dalam media kultur di laboratorium untuk menghasilkan embrio.
8. Setelah menghasilkan embrio, dokter akan melakukan transfer embrio kembali ke dalam rahim agar dapat terjadi kehamilan.
9. Penunjang fase luteal untuk mempertahankan dinding rahim. Pada tahap ini, biasanya dokter akan memberikan obat untuk mempertahankan dinding rahim si ibu supaya bisa terjadi kehamilan.
10. Yang terakhir, proses simpan beku embrio untuk waktu tertentu. Hal ini dilakukan jika ada embrio yang lebih, sehingga bisa dimanfaatkan kembali bila diperlukan untuk kehamilan selanjutnya
Walaupun teknologi bayi tabung ini adalah sebuah solusi, namun cara ini juga tidak selalu menjadi suatu jaminan karena banyak anomali-anomali yang dapat ditimbulkan dari teknologi ini, diantaranya:
1. Terjadi perbedaan fenotip antara orang tua dan anak
Hal ini bisa terjadi karena human error, yaitu pada saat transfer embrio, sperma yang ditransfer tercampur dengan sperma yang lain sehingga gen yang terdapat pada embrio atau pada si anakpun bukan berasal dari ayah yang asli
2. Bisa menghasilkan kembar dalam jumlah yang banyak
3. Terjadi kesimpangan etika, misalnya munculnya bank sperma, bisnissewa kandungan, wanita-wanita lesbi bisa menghasilkan anak, bank embrio, atau wanita yang dapat hamil sendiri.
Label: Artikel Biologi