Resume Jurnal

Penggunaan IVIAT (in vivo- Induced Antigen Technology) dalam Identifikasi Streptococcus Suis Serotype 2 in vivo Induced Antigen Bakteri

Streptococcus suis adalah jenis bakteri gram positif, bakteri ini bersifat anaerob fakultatif dan berbentuk coccus. Selain itu, Streptococcus suis juga termasuk dalam kelompok serotipe 2 sehingga disebut Streptococcus suis serotype 2 (SS2). SS2 adalah agen penyebab dari banyak syndrom penyakit, seperti meningitis, septicemia, rematik dan radang paru – paru pada manusia, babi dan binatang lainnya. SS2 dikenal juga sebagai agen zoonosis penting yang menyebarkan pathogennya kepada manusia melalui kontrak langsung dengan babi yang terinfeksi atau dari produk babi yang terinfeksi. Wabah infeksi ini telah menyebar dalam skala besar. Pada tahun 2005 di Sichuan, Cina, terjadi 215 kasus infeksi SS2 yang telah merenggut 38 nyawa dan kerugian ekonomi secara besar – besaran. Berdasarkan hal ini, pemahaman mengenai pathogenitas dan imunologi SS2 tersebut menjadi sangat penting. Dan IVIAT adalah salah satu teknologi modern yang dapat mengidentifikasi protein bakteri imunogenik yang diinduksi selama infeksi SS2.

Studi ini menggunakan banyak metode, diantaranya penggunaan berbagai macam galur bakteri dan plasmid (Tabel 1, hal 5), manipulasi DNA dan konstruksi strain, penggunaan secara tidak langsung dari enzim linked immunosorbent assay (ELISA), penggunaan sera babi fase convalescent dan sera kontrol, pembentukan ekspresi genomik SS2 strain ZY0 5719, skrining identifikasi antigen dengan menggunakan IVIAT, analisis Bioinformatika, analisis Real time dan analisis koloni PCR.

Mula – mula, sera babi fase convalescent dikumpulkan dari babi yang terinfeksi secara alami oleh bakteri SS2. Lalu dilakukan suatu skrining primer terhadap sera tersebut, selama skrining primer ini, dipilih 300 klon immunoreaktif dan diseleksi lagi hingga menjadi 60 klon, 60 klon tersebut teridentifikasi sebagai antibodi adsorbsi fase convalescent. Lalu klon DNA dari 60 klon tersebut diidentifikasi dengan analisis PCR dan Sequencing. Hasil dari Sequencing ini menunjukan bahwa 60 klon tersebut dapat mengkode 48 protein yang berbeda. Data mengenai 48 protein ini dapat dilihat pada tabel 2.( hal 6 ). Dengan menggunkan IVIAT, 48 protein – protein in vivo induced ini (INP) dikelompokan menjadi 8 kategori protein, yaitu sel envelope, regulasi, sintesis molekul, substansi, metabolisme energi, transportasi, translasi dan lain – lain. Dari kedelapan kategori ini, Hongiwei Gu dkk menemukan adanya 3 protein yang berperan dalam virulensi Streptococcus suis serotype 2 (SS2), ketiga protein itu yaitu:Protein YSIRK1 (protein yang berpotensi dalam virulensi SS2, dan bersifat sangat kekal, nbamun protein ini menjanjikan untuk dijadikan protein vaksin), Autolysin (protein yang berkontribusi pasda phatogenitas bakteri Gram positif), dan protein TRAG ( protein yang menjadi komponen sistem sekresi IV / T4SS, terkait denagn jalur virulensi SS2 ). Informasi dari ketiga jenis protein ini tidak cukup untuk dijadikan kesimpulan sebagai protein faktor virulensi SS2. Oleh karena itu, Hongiwei Gu dkk melakukan analisis ekspresi gen dengan menggunakan Real Time PCR. Dari 48 protein INP, yang terdapat pada tabel 2, dipilih menjadi 10 gen (SS – 1616, TRAG, nlpa, srt, cwh, hprk, ysirk, SS- 1955, sdh, SS - 1298) untuk dianalisis lebih lanjut. Analisis ekspresi gen in vivo induced (INP) ini dilakukan dibawah kondisi yang berbeda – beda, yaitu dalam pengamatan 12 jam, 24 jam, dan 36 jam. Hasil dari Real Time PCR ini menunjukan bahwa ekspresi 6 gen dari 10 gen mengalami peningkatan susunan gen (data ini bisa dilihat pada gambar 3 hal 8). Enam gen tersebut diantaranya SS-1616, TRAG, hprk, sdh, nlpa, dan ss – 1298. Peningkatan susunan tersebut menunjukan bahwa gen – gen tersebut dapat memainkan peranan penting selama infeksi SS2 (baik pada fase log, fase lag, fase stationer, maupun fase kematian). Sedangkan ekspresi pada keempat gen lainnya tidak menunjukan peningkatan yang berarti.

Secara keseluruhan, dengan diketahuinya gen – gen faktor virulensi SS2 ini, memungkinkan untuk dilakukan suatu tindak lanjut pembuatan vaksin, terapi atau aplikasi diagnostik untuk penyakit yang diakibatkan oleh bakteri SS2. Dengan demikian, dalam waktu kedepan sindrom penyakit virulensi SS2 ini dapat ditanggulangi dan tidak mewabah lagi di dunia



Sumber jurnal: http://www.biomedcentral.com/1471-2180/9/201

HIKMAH RAMADHAN



Banyak ungkapan rasa syukur terucapkan ketika bulan Ramadhan tiba. Ungkapan itu bukanlah sekedar ungkapan basa-basi saja karena aura Ramadhan ini memang bisa mendatangi semua orang. Ibarat manusia, Ramadhan hadir dengan sifat filantrofisnya. Betapa tidak, kehadirannya begitu dirindukan siapapun, keteduhannya menaungi tempat manapun dan kebahagiannya memercik ke manapun, tidak hanya dapat dirasakan oleh umat Islam, namun umat yang beragama lain pun bisa ikut merasakan nuansa yang berbeda ketika Ramadhan itu tiba. Hal ini bisa kita lihat dari strata sosila ekonomi masyarakat, mulai dari tukang jahit yang kebanjiran order baju, anak- anak jalanan dan pengemis yang mengais uang lebih banyak dari bulan biasanya, pedagang pasar ramai dikunjungi pembeli, tempat penyewaan mobil ramai oleh pesanan sampai para pejabat pun yang ikut dibanjiri oleh kiriman parcel. Hampir semua lapisan masyarakat tersebut serasa dimanjakan dan diuntungkan oleh datangnya bulan Ramadhan ini.
Itulah beberapa gambaran bulan Ramadhan menunjukkan pamornya sebagai bulan suci, penuh rahmat, penuh keagungan serta bulan yang penuh dengan ungkapan keruhanian lainnya.
Sebagai ungkapan rasa syukur, bulan Ramadhan ini selayaknya diisi dengan berbagai aktivitas tarbiyyah (pendidikan) untuk meraih kualitas akhlak dan ketaqwaan kepada Allah Swt. Seperti yang difirmankan dalam Al-Qur’an Qs 2:183:
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa (QS 2:183).
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah SWT memerintahkan kepada kita agar berpuasa untuk memantapkan keimanan sehingga keimanan itu menjelma menjadi sebuah ketaqwaan. Dan manakala target puasa itu dapat tercapai, maka Ramadhan ini akan mendatangkan banyak hikmah bagi setiap individu yang melaksanakannya. Diantaranya: Pertama, mencegah diri dari segala bentuk dusta sebab dalam hadits riwayat Bukhari, Muslim dan Ahmad dinyatakan bahwa Allah SWT tidak menerima puasa seseorang yang tidak meninggalkan perkataan dusta. Kedua, memiliki benteng pertahanan rohani yang kuat sehingga mampu menjaga dan mencegah dirinya dari dosa. Ketiga, selalu terangsang untuk berbuat baik karena ibadah Ramadhan memang selalu mendidik seseorang untuk melakukan kebaikan. Keempat, memiliki raga yang sehat sebab secara Biologis, puasa dapat menhindarkan diri dari segala bentuk penyakit yang bersarang di lambung karena saat puasa kinerja lambung lebih terkontrol. Dan hikmah lainnya yang sering dianggap kecil, namun sangat berharga yaitu memantapkan hubungan bersama keluarga, harta yang tak ternilai dengan apapun.
Keluarga adalah oase (sumber) ketenangan dan ketentraman jiwa. Keluarga merupakan tempat naungan ketika seluruh anggota merasa pengap, lelah dan bosan dengan kegiatan rutinitas di luar. Keluarga adalah “Rumah Ilmu”, forum untuk saling bertukar pengalaman, saling memberi dan saling melengkapi ilmu sehingga terjadi peningkatan sinergi ilmu, wawasan dan cara berfikir akibat masukan dari semua anggota keluarga.
Keluarga juga merupakan “Rumah pembersih diri” karena disinilah tempat yang paling aman untuk mengoreksi diri tanpa resiko. Ketika kita dikoreksi oleh orang lain, resikonya kita akan menjadi malu atau tercoreng karena aib tersebar. Beda halnya apabila kita dikoreksi oleh istri, anak atau suami. Mereka memiliki pertalian darah dan akan menjadi pakaian satu sama lain sehingga mereka akan mengkoreksi diri kita tanpa harus terluka karena malu dengan aib. Hal ini bisa menjadi pengokoh semua anggota keluarga karena ketika dari luar membawa banyak kesalahan dan kekurangan, masuk kerumah saling mengoreksi satu sama lain sehingga ketika kembali beraktifitas ke luar, kita bisa mengetahui kekurangan, memperbaikinya dan menjadi orang yang berkualitas. Dengan demikian keluarga juga merupakan “ Centre Caderisation”, yaitu tempat pembentukan pribadi – pribadi unggul karena keluarga sangat besar pengaruhnya terhadap pengembangan potensi intelektual, spiritual, maupun emosional. Melalui proses berkeluarga, ketiga potensi ini akan mengalami pematangan, percepatan, teruji efektivitas dan efisiensi dalam sinergisitasnya.
Pendek kata, orangtua adalah pelopor dalam memberikan pemahaman tentang ilmu agama kepada anak-anak mereka. Keteladanan yang muncul adalah bentuk dakwah paling efektif untuk membuat anak terpesona dengan akhlak yang dicontohkan oleh orangtuanya. Sehingga dari keluarga bisa melahirkan generasi – generasi bangsa yang lebih bermutu yang kelak akan lahirlah pula kader-kader pemimpin yang lebih baik. Inilah sebuah keluarga yang tanggung jawabnya tidak hanya pada rumah tangganya tapi pada generasi sesudahnya serta bagi lingkungannya.
Hal – hal diatas menunjukan bahwa betapa pentingnya peranan keluarga bagi kita semua sehingga ada ungkapan pula yang mengatakan bahwa keluarga merupakan kunci dari kesuksesan dunia dan akhirat. Kesuksesan memiliki banyak makna; tercapainya semua target atau impian, karier yang cemerlang, jabatan yang menjulang, populer di kalangan umum dan dihormati di masyarakat adalah bentuk – bentuk kesuksesan. Namun, jangan sampai pula kesuksesan itu semu. Merasa sukses padahal gagal, merasa mulia padahal hina, merasa terpuji padahal buruk, merasa cerdas padahal bodoh, ini tertipu! Dan keluarga adalah salah satu faktor penyebabnya. Sering kita dengar orang yang membangun karir bertahun-tahun akhirnya terpuruk oleh kelakuan keluarganya. Ada yang dimuliakan di kantornya tapi dilumuri aib oleh anak-anaknya sendiri, ada yang cemerlang karirnya tapi akhirnya pudar oleh perilaku istri dan anaknya. Ada yang disegani dan dihormati di lingkungannya tapi oleh anak istrinya sendiri malah dicaci. Keluarga memang oase ketentraman dan ketenangan, namun keluarga juga bisa menjadi sumber petaka.
Hal ini berarti bahwa keseriusan menata strategi yang tepat dalam membina hubungan dengan keluarga adalah sesuatu yang penting, bukan hanya untuk meraih kuantitas kebersamaannya, tapi juga untuk meraih keluarga yang berkualitas yang dapat melahirkan anak – anak yang memiliki kesuksesan yang benar-benar hakiki, yaitu kesuksesan yang dapat menghantarkan pada kebahagiaan dunia dan akhirat yang di dalamnya sarat dengan nilai- nilai ibadah dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Dan bulan Ramadhan, yang Allah janjikan sebagai bulan yang penuh dengan hikmah dan rahmat, adalah suatu moment yang paling tepat dalam membina dan meningkatkan kualitas kebersamaan keluarga guna mencapai kesuksesan hakiki tersebut.
Hal ini karena bulan Ramadhan adalah bulan yang sarat dengan nilai – nilai ibadah dan momen dimana setiap individu menginginkan kumpul bersama keluarga dan memiliki semangat untuk menghidupkan nilai-nilai Islam. Di bulan ini, aktivitas ibadah semakin kuat. Nilai-nilai Islam seperti puasa, tarawih, shalat malam, dan membaca Al-Qur'an kembali hidup dan mengisi hari-hari dalam setiap keluarga muslim dan suasana kumpul bersama keluarga di rumah pada bulan Ramadhan relatif lebih banyak Hal ini menjadi saat yang tepat untuk memperbaiki atau membina keluarga yang Islami.
Ritual ramadhan, seperti tadarrus dan tadabbur (mengkaji) Al- Qur’an bersama dapat memperkenalkan kepada anak atau anggota keluarga tentang Keesaan Allah SWT. Dan peranan seorang perempuan (ibu) yang kodratnya melayani' keluarga, mempersiapkan hidangan saat berbuka dan sahur dapat menjadi benang rajutan kasih sayang antar keluarga sehingga ketika kumpul bersama dalam satu lingkaran meja makan segala masalah dapat didiskusikan dan nasehat kepada anak-anak juga dapat lebih masuk ke dalam hati. Begitu pula dengan ritula berjamaah lainnya (shlalat tarawih) dapat memperkokoh dan menanamkan nilai – nilai islam dalam diri individu keluarga.
Keluarga dinamis, tenteram dan penuh dengan balutan cinta kasih tersebut adalah tempat ''berkumpul'' orang-orang yang kagum dan yakin akan kebenaran ayat-ayat Allah sehingga dengan kata lain, secara tidak langsung ritual – ritual Ramadhan ini dapat merekatkan kerinduan horizontal dengan kerinduan trasendental keilahian. Sehingga memang benar yang dikatakan sebelumnay bahwa keluarga adalah kunci kesuksesan hakiki.
Selain itu, keluarga juga merupakan fondasi dari masyarakat. Hubungan dalam keluarga akan menentukan hubungan dalam masyarakat. Jika hubungan didalam keluarga rapuh, maka kerapuhan ini akan tercermin pula pada kondisi masyarakat secara umum. Rusaknya struktur sosial di masyarakat, setidaknya menyatakan kerapuhan dalam keluarga yang membangun masyarakat tersebut. Oleh Karena itu, menjadi sebuah keharusan bagi setiap individu membina dan meningkatkan kualitas anggota keluarga yang islami.
Dan inilah hikmah yang berharga dari datangnya bulan Ramadhan, semua nilai – nilai Islamiah yang terkandung di dalamnya sarat dengan pembinaan dan peningkatan kualitas anggota keluarga yang Islami.

alam semesta

keajaiban manusia

penciptaan manusia

_Janji Kita

Saya punya keyakinan yang amat besar, bahwa saya mampu sepanjang Tuhan mengijinkan. Tiada seorangpun di dunia ini yang bisa menahan kesuksessan yang saya inginkan kecuali diri saya sendiri.

Saya akan berjuang sekuat tenaga untuk mewujudkan itu. Saya tidak peduli terhadap cobaan dan derita yang harus saya alami untuk mewujudkam itu semua.

Tidak peduli berapapun banyak buku yang harus saya baca, asalkan mata ini masih kuasa tuk terjaga, saya akan melahap seluruh isi buku-buku tersebut. Dan asalkan ada setitik kesempatan untuk menambah pengetahuan saya untuk menggapai impian, akan saya perjuangkan walaupun saya harus merangkak. Apapun akan saya lakukan sepanjang halal, untuk meraih impian.

Tiada peduli berapa ribu kali saya terjatuh dan gagal, asalkan ada kesempatan, saya akan terus berjuang. Dan saya akan sabar menanti hari-hari dimana seluruh impian saya terwujud. Dan saya tidak akan pernah lelah untuk berdoa kepada Dia yang Maha Kuasa.

Wahai dunia, jadilah kau saksi pada saatnya nanti!

H. Sony Sugema, MBA

Karbohidrat

KARBOHIDRAT


Karbohidrat atau dikenal juga sebagai sakarida merupakan senyawa yang jiak ndihidrolisis akan menghasilkan senyawa aldehid (mengandung gugus keton) dan senyawa ketosa (mengandung gugus keton).Secara umum, rumus molekul dari karbohidrat yaitu (CH2O)n.

Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat adalah penghasil energi di dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat yang dikonsumsi akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan energi hasil proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan digunakan oleh tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi-fungsinya seperti bernafas, kontraksi jantung dan otot serta juga untuk menjalankan berbagai aktivitas fisik seperti berolahraga atau bekerja.

Berdasarkan gugus fungsinya KH dikelompokkan menjadi:

Aldosa, adalah KH yang memiliki gugus fungsi aldehid pada atom C terminal CH=O

Ketosa adalah KH yang memiliki gugus fungsi keton pada

atom C kedua =O

Berikut adalah struktur dari kedua gugus fungsi tersebut:




Didalam organisme, karbohidrat memiliki berbagai peranan, diantaranya:

· Simpanan energi, bahan bakar dan senyawa antarametabolisme Pati, glikogen; dgn cepat dpt diubah mjd glukosa

· Bagian dr kerangka struktural pembentuk RNA danDNA; gula ribosa dan deoksiribosa

· Elemen struktural pd dinding sel tanaman, bakteri & eksoskleleton Arthropoda; polisakarida

· Identitas sel; berikatan dgn protein atau lipid

· Berfunsi dlm proses pengenalan antar sel (cell-cell recognition); oligosakarida.


Stereoisomer

Steroeisomer yaitu pengaturan 3D atom-atom dalam molekul yang merupakan bayangan kaca antara satu dengan yang lain.

Senyawa yang memiliki atom C asimetris atau atom C yang mengikat 4 gugus yang berbeda akan memiliki isomer optik / stereoisomer/ enantiomer.

Secara umum, hubungan antara isomer optik dengan C asimetris dapat dirumuskan: 2. dengan n (banyaknya jumlah atomC asimetris). Contoh; gliseral dehid memilki satu atom C asimetris, maka isomer optiknya yaitu 2 = 2.


Isomer optik ini bisa dinyatakan dengan konfigurasi D dan konfigurasi L, Jika memutar bidang polarisasi ke kanan = dextrorotatory (D) dan Jika memutar bidang polarisasi ke kiri = levorotatory (L). Aturan mengenai D dan L ini yaitu:

· Atom karbon diberi nomor 1 dari ujung rantai karbon dekat gugus fungsi

· Simbol D atau L ditentukan dari posisi atom C asimetris yang terjauh dari gugus fungsi terserbut (aldehid atau keton)

Bentuk D – gliseraldehid merupakan bentuk yang memiliki peranan penting dalam biologi.

Kabohidrat yang memilki konfigurasi D, dan berbeda hanya pada salah satu atom C asimetris nya saja dinamakan epimer. Contohnya yaitu D – Glukosa dan D – Galaktosa



D – Glukosa



D – Galaktosa

Stereoisomer yang bukan merupakan bayangan cerminnya disebut diastereoisomer, contohnya D-triosa dan D-eritrosa.



Klasifikasi Karbohidrat

Berdasar kompleksitasnya, dapat dibagi menjadi 3 golongan, yaitu

  1. Monosakarida; karbohidrat tunggal
  2. Oligosakarida; karbohidrat yg tersusun dr beberapa(6 - 8) monosakarida
  3. Polisakarida; karbohidrat yang tersusun dari lebih dari 10 monosakarida

1. Monosakarida

Monosakarida merupakan jenis karbohidrat sederhana yang terdiri dari 1 gugus cincin. Contoh dari monosakarida yang banyak terdapat di dalam sel tubuh manusia adalah glukosa, fruktosa dan galaktosa.

Glukosa di dalam industri pangan lebih dikenal sebagai dekstrosa atau

juga gula anggur. Di alam, glukosa banyak terkandung di dalam buah-buahan,

sayuran dan juga sirup jagung.

Fruktosa dikenal juga sebagai gula buah dan merupakan gula dengan rasa yang paling manis. Di alam fruktosa banyak terkandung di dalam madu (bersama dengan glukosa), dan juga terkandung diberbagai macam buah-buahan.

Sedangkan galaktosa merupakan karbohidrat hasil proses pencernaan laktosa sehingga tidak terdapat di alam secara bebas.

Selain sebagai molekul tunggal, monosakarida juga akan berfungsi sebagai molekul dasar bagi pembentukan senyawa karbohidrat kompleks pati (starch).atau selulosa.

2. Oligosakarida

Olisakarida adalah KH yang jika dihidrolisis menghasilkan 2 -8 gugus monosakarida. Contoh:

Maltotriose glukosa + glukosa + glukosa

Kelompok oligosakarida ini diantaranya juga termasuk disakarida.

Disakarida merupakan jenis karbohidrat yang banyak dikonsumsi oleh manusia di dalam kehidupan sehari-hari. Setiap molekul disakarida akan terbentuk dari gabungan 2 molekul monosakarida. Contoh disakarida yang umum digunakan dalam konsumsi sehari-hari adalah sukrosa yang terbentuk dari gabungan 1 molekul glukosa dan fruktosa dan juga laktosa yang terbentuk dari gabungan 1 moleku glukosa & galaktosa. Di dalam produk pangan, sukrosa merupakan pembentuk hampir 99% dari gula pasir atau gula meja (table sugar) yang biasa digunakan dalam konsumsi sehari-hari sedangkan laktosa merupakan karbohidrat yang banyak terdapat di dalam susu sapi dengan konsentrasi 6.8 gr / 100 ml.

3. Polysakarida

Polisakarida adalah KH yang jika dihidrolisis menghasilkan lebih dari 6 gugus monosakarida. Contohnya yaitu: Glikogen, Amilum, Selulosa dan Dextrin.

Berdasarkan fungsinya polisakarida dibagi menjadi polisakarida sebagai bahan bakar (glikogen dan amilim) dan polisdakarida sebagai struktural (dextran, kitin dan selulosa).

· Glikogen

Glikogen merupakan salah satu bentuk simpanan energi di dalam tubuh yang dapat dihasilkan melalui konsumsi karbohidrat dalam sehari-hari dan merupakan salah satu sumber energi utama yang digunakan oleh tubuh pada saat berolahraga.

Di dalam tubuh glikogen akan tersimpan di dalam hati dan otot. Kapasitas penyimpanan glikogen di dalam tubuh sangat terbatas yaitu hanya sekitar 350-500

gram atau dapat menyediakan energi sebesar 1.200-2.000 kkal. Namun kapasitas penyimpanannya ini dapat ditingkatkan dengan cara memperbesar konsumsi

karbohidrat dan mengurangi konsumsi lemak atau dikenal dengan istilah carbohydrate loading dan penting dilakukan bagi atlet terutama yang menekuni cabang olahraga bersifat endurans (endurance) seperti maraton atau juga sepakbola.

Sekitar 67% dari simpanan glikogen yang terdapat di dalam tubuh akan tersimpan di dalam otot dan sisanya akan tersimpan di dalam hati. Di dalam otot, glikogen merupakan simpanan energi utama yang mampu membentuk hampir 2% dari total massa otot.

· Amilum (pati)

Pati merupakan simpanan energi di dalam sel-sel tumbuhan berbentuk butiran-butiran

kecil mikroskopik dengan berdiameter berkisar antara 5-50 nm. Struktur pati terdiri dari α- amilosa dan amilopektin. Amilosa merupakan polimer glukosa rantai panjang

yang tidak bercabang sedangkan amilopektin merupakan polimer glukosa dengan susunan yang bercabang-cabang. Komposisi kandungan amilosa dan amilopektin ini akan bervariasi dalam produk pangan dimana produk pangan yang memiliki kandungan amilopektin tinggi akan semakin mudah untuk dicerna.

Di alam, pati akan banyak terkandung dalam beras, gandum, jagung, biji-bijian seperti kacang merah atau kacang hijau dan banyak juga terkandung di dalam berbagai jenis umbi-umbian seperti singkong, kentang atau ubi.

· Kitin

Kitin merupakan polimer dari N-asetil – D- glukosamin yang digabungkan oleh ikatan β. Kitin terdapat [pada cangkang kulit luar insekta.

· Dextran

Dextran merupakan polimer dari glukosa, dimana masing-masing residu glukosa dihibun gkan dengan ikatan α 1-6. dextan juga memilki rantai cabang yang dibentuk khusus dengan ikatan α 1-2, α 1-3 atau α 1-4 tergantung pada spesies bakteri yang menggunakan dextran sebagai sumber casdangan makanannya.

· Selulosa

Seulosa merupakan suatu senyawa homopolisakarida yang linier, berbentuk seperti rambut, dan tidak larit dalam air. Selain itu, merupakan polosakarida ekstraseluler pada dinding sel tumbuhan tinggi, mikroorganisme dan permukaan luar membran sel hewan.

Unit pembentuk selulosa adalah D- glukosa dengan ikatan β 1-4.


Identifikasi Karbihidrat

Pemisahan dan identifikasi karbohidrat dapat dilakukan dengan teknik kromatografi, akan tetapi terdapat sejumlah test-test kualitatif yang dapat dilakukan diantaranya :

  1. Uji Molish

Uji ini merupakan uji yang paling umum untuk pengetesan adanya karbohidrat dan senyawa organik lainnya. Pada uji ini asam sulfat pekat berfungsi untuk menghidrolisis ikatan glikosidik, menghasilkan monosakarida yang akan didehidrasi menjadi furfural dan turunanya. Furfural mengalami sulfonasi dengan alpha naftol yang akan menghasilkan cincin warna ungu kompleks (merah-ungu), yang menunjukan adanya karbohidrat.

  1. Uji Benedict

Uji ini digunakan untuk pengetesan adanya gula pereduksi. Hasil tes ini memberikan endapan warna hijau, kuning, atau merah jingga yang memberikan perkiraaan semikualitatif adanya sejumlah gula yang mereduksi.

  1. Uji Barfoed

Uji ini digunakan untuk membedakan monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Barfoed merupakan pereaksi yang bersifat asam lemah dan hanya direduksi oleh monosakarida. Disakarida akan dapat dihidrolisis sehingga bereaksi positif dengan pemanasan yang lebih lama. Dengan kata lain untuk membedakan monosakarida, disakarida, polisakarida tergantung berapa lama pemanasan sampai terbentuk endapan tembaga oksida yang berwarna merah bata.

  1. Uji Bial

Uji ini digunakan untuk menguji adanya gula pentosa. Pemanasan pentosa dengan HCL pekat akan menghasilkan furfural yang berkondensasi dengan orcinol dan ion feri . Hasil pemanasan akan menghasilkan warna biru-hijau yang menunjukan adanya gula pentosa.

  1. Uji Selliwanof

Uji ini digunakan untuk menguji adanya gugus keton. Ketosa akan didehidrasi lebih cepat dari aldosa. Furfural akan berkondensasi dengan recorcinol (1,3- dihidroksi benzena) yang akan memberikan warna merah kompleks (merah-cherry).

  1. Uji Iodium

Uji ini digunakan untuk menguji adanya polisakarida. Pembentukan warna biru menunjukan adanya pati, warna merah menunjukan adanya glikogen atau eritrodekstrin.



Referensi

Suhara, 2009. Dasar – Dasar Biokomia. Prima Press : Bandung.

http://qforq.multiply.com/journal/item/2

http://www.pssplab.com/journal/03.pdf

http://72.14.235.132/search?q=cache:BU_KmCNqT_cJ:elisa.ugm.ac.id/files/chimera73/ulnVfTez/KARBOHIDRAT1.pdf+karbohidrat&cd=7&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-a

Resume Jurnal Kanker Servic

INTEGRASI INTRASEL MITOKONDRIA DNA (mtDNA) DALAM SEL MUKOSA SERVIC DAN KAITANNYA DENGAN EKSPRESI C-MYC

MtDNA (mitokondria DNA) adalah DNA yang terdapat di dalam organel sel, mitokondria. MtDNA ini sangat mudah mengalami mutasi, baik itu oleh faktor fisika, kimia maupun faktor biologi.

Beberapa studi telah menemukan bahwa keberadaan dari mtDNA ini relevan dengan terjadinya karsinigenesis. Hal ini karena, mtDNA yang mengalami mutasi, selaputnya akan rusak atau sobek. Hal ini mengakibatkan mtDNA dan fragmennya berdisosiasi ke cytoplasma. MtDNA yang bebas ini beserta fragmennya di dalam sytoplasma akan menghasilkan DNAase dalam jumlah yang berlebih dan dan karena berlebihnya DNA ase (enzim DNA )ini mtDNA menjadi sangat aktif. MtDNA akan melewati nukleopore secara acak dan terintegrasi ke dalam genom DNA. Pengintegrasi ini mengakibatkan munculnya oncogen (gen yang termodifikasi) yang dapat menyebahayakan inhibisi proliferasi sel dan diferensisasi dari kontrol. Dengan kata lain, oncogen ini dapat memicu sel normal menjadi sel kanker.

Para ahli labiratorium, telah menemukan bahwa frekuensi tinggi mutasi mtDNA terdapat di sel selviks.

Pada prosesnya, pengintegrasian mtDNA melibatkan pula ekspresi dari c-myc, yaitu suatu jenis protein yang disandi oleh gen c-myc yang berfungsi sebagai protein inti sel untuk transkripsi dan replikasi dalam siklus sel. Protein ini termasuk dalam kelompok gen-gen pemicu terjadinya kanker (tumor). Oleh karena itu, banyak para ahli yang berpendapat bakwa karsinogenesis terkait dengan ekspresi c-myc.
Untuk dapat mengetahu hubungan antara integrasi mitokondria DNA (mtDNA) dalam nukleus dari sel-sel serviks dan ekspresi c-myc, Chen dan kawan-kawan melakukan penelitian terhadap 40 pasien kanker serviks yang dikumpulkan dari tahun 2000 s.d 2004, sebagai biopsi contoh. Selain itu, termasuk pula 34 kasus squamous sel bisul kanker dan 6 kasusu Adenocarcinoma (CIN). Dan sebagai kontrolnya yaitu 30 kasus normal serviks epithelia dan 30 kasus CIN (bisul kanker).

Metode yang digunakan Peneliti dalam penelitian tersebut yaitu ekspresi c-myc protein yang diukur dengan tes immunohistochemikal, lalu sequence dari mtDNA dalam nukleusnya dideteksi dengan teknik hibridiasi in situ dan untuk cara menghitung presentasi hasil, digunakan analisis statistika (tes X quadrat, P, 0,05 dianggap penting).

Hasil dari penelitian tersebut didapatkan data sebagai berikut:
1. pada tes hibridisasi in situ, mtDNA terdeteksi pada 15 kasus servikal mukosa, hal ini ditandai dengan adanya warna hitam coklat pada substansi intersellulernya sedangkan pada substansi kontrol tidak terdapat warna hitam coklat. Jika dihitung dengan menggunakan analisis statistika maka hasil spesifiknya yaitu integrasi harga normal serviks (0%), CIN (13%), dan kanker servikal (42 %). (X kuadrat= 9.054 , P < kuadrat=" 4.81" style="font-weight: bold;" size="3">Reference:www. jeccr.com/content/27/1/36

BAGAIMANA MONOSAKARIDA ITU BISA TERBENTUK???


Polisakarida merupakan senyawa karbohidrat yang paling kompleks, yaitu berupa gabungan dari banyak monosakarida. Sebenarnya dimana sih pertama kalinya terbentuknya monosakarida dan dimana pula terjadinya penggabungan – penggabungan tersebut sehingga dihasilkan senyawa yang memiliki fungsi- fungsi biologis penting?

Senyawa – senyawa yang termasuk monosakarida yaitu glukosa, galaktosa dan fruktosa. Senyawa – senyawa tersebut terbentuk pada saat proses fotosintesis. Mengenai hal ini, masih ingatkah zat apa saja yang dihasilkan dari proses fotosintesis???

Reaksi fotosintesis:

CO2 + H20 CH2O + O2

Berdasarkan reaksi di atas, senyawa yang dihasilkan yaitu CH2O dan O2 atau gula dan oksigen. Namun perlu diketahui pula, CH2O tersebut bukanlah gula yang sebenarnya, tetapi hanya menggambarkan saja rumus umum dari karbohidrat. Gula yang sebenarnya terbentuk saat terbentuk genap C6H12O6.

Persamaan di atas merupakan sintesis gula berkarbon satu dengan satu kali reaksi. Dengan kata lain, agar terbentuk suatu senyawa gula berupa glukosa ( C6H12O6 ), haruslah melalui pengulangan reaksi sebanyak 6 kali (tepatnya reaksi tersebut berlangsung saat reaksi gelap dalam fotosisntesis).

Senyawa gula yang dihasilkan tersebut tidak hanya dapat berupa glukosa saja, tapi bisa juga berupa fruktosa dan galaktosa. Hal ini karena, baik glukosa, fruktosa maupun galaktosa memiliki enam jumlah atom C. Kalau seperti ini, lalu bagaimana gula – gula tersebut bisa terspesialisasi menjadi glukosa, fruktosa dan galaktosa??

Nah, untuk hal ini mari kita berbicara mengenai struktur dari monosakarida. Monosakarida berdasarkan gugus fungsinya dikelompokan menjadi aldosa (mengandung gugus aldehid) dan ketosa (mengandung gugus ketosa). Glukosa dan galaktosa termasuk dalam aldosa, namun jika glukosa memiliki gugus atom OH di sebelah kanan sedangkan galaktosa memiliki gugus atom OH di sebelah kiri. Sedangkan fruktosa termasuk ke dalam ketosa.



galaktosa glukosa Fruktosa


Seperti yang telah disinggung di awal, proses pembentukan gula ini terjadi saat fotosintesis, namun proses tersebut juga tidak sesederhana persaaman di atas. Pembentukan senyawa gula ini melalui beberapa proses, yang disebut dengan reaksi terang dan reaksi gelap. Reaksi- reaksi ini terjadi di dalam kloroflas.


Pada reaksi terang, H2O terurai oleh sinar matahari menjadi H + O2 dan cahaya yang diserap oleh klorofil menggerakan akseptor (penerima elektron) yang disebut NADP+ untuk membawa é dan H tersebut untuk kemudian disimpan sementara, sedangkan O2 nya dilepaskan sebagai produk samping. Karena fungsinya yang seperti itu, NADP+ kemudian berubah menjadi NADPH (penambahan unsur H+).

Selain O2 yang menjadi produk samping, dihasilkan pula ATP. Sehingga dalam reaksi terang ini, sinar matahari diubah oleh energi kimia menjadi dua bentuk senyawa yaitu ATP dan NADPH. Kemudian, kedua senyawa tersebut digunakan dalam reaksi gelap, nah barulah disini terbentuk gula (CH2O) dengan bantuan senyawa ATP dan NADPH.

Senyawa – senyawa gula tersebut kemudian bergabung, misalnya glukosa + fruktosa menjadi sukrosa (disakarida). Sukrosa ini lalu nantinya digunakan sebagai alat transfer dalam tumbuhan (mengangkut hasil dari fotosintesis). Selain itu, contoh penggabungan lainnya yang lebih dekat dalam kehidupan kita yaitu glukosa + glukosa menjadi amilum. Di alam wujud dari amilum (pati) ini banyak terkandung dalam beras, gandum, jagung, biji-bijian -seperti kacang merah atau kacang hijau- dan banyak pula terkandung di dalam berbagai jenis umbi-umbian seperti singkong, kentang atau ubi.

Penggabungan monosakarida ini juga bisa terjadi di tubuh hewan/ manusia, yaitu di otot; terjadi pengabungan glukosa+glukosa menjadi glikogen yang nantinya akan menjadi sumber energi bagi organisme tersebut.