alam semesta

keajaiban manusia

penciptaan manusia

_Janji Kita

Saya punya keyakinan yang amat besar, bahwa saya mampu sepanjang Tuhan mengijinkan. Tiada seorangpun di dunia ini yang bisa menahan kesuksessan yang saya inginkan kecuali diri saya sendiri.

Saya akan berjuang sekuat tenaga untuk mewujudkan itu. Saya tidak peduli terhadap cobaan dan derita yang harus saya alami untuk mewujudkam itu semua.

Tidak peduli berapapun banyak buku yang harus saya baca, asalkan mata ini masih kuasa tuk terjaga, saya akan melahap seluruh isi buku-buku tersebut. Dan asalkan ada setitik kesempatan untuk menambah pengetahuan saya untuk menggapai impian, akan saya perjuangkan walaupun saya harus merangkak. Apapun akan saya lakukan sepanjang halal, untuk meraih impian.

Tiada peduli berapa ribu kali saya terjatuh dan gagal, asalkan ada kesempatan, saya akan terus berjuang. Dan saya akan sabar menanti hari-hari dimana seluruh impian saya terwujud. Dan saya tidak akan pernah lelah untuk berdoa kepada Dia yang Maha Kuasa.

Wahai dunia, jadilah kau saksi pada saatnya nanti!

H. Sony Sugema, MBA

Karbohidrat

KARBOHIDRAT


Karbohidrat atau dikenal juga sebagai sakarida merupakan senyawa yang jiak ndihidrolisis akan menghasilkan senyawa aldehid (mengandung gugus keton) dan senyawa ketosa (mengandung gugus keton).Secara umum, rumus molekul dari karbohidrat yaitu (CH2O)n.

Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat adalah penghasil energi di dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat yang dikonsumsi akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan energi hasil proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan digunakan oleh tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi-fungsinya seperti bernafas, kontraksi jantung dan otot serta juga untuk menjalankan berbagai aktivitas fisik seperti berolahraga atau bekerja.

Berdasarkan gugus fungsinya KH dikelompokkan menjadi:

Aldosa, adalah KH yang memiliki gugus fungsi aldehid pada atom C terminal CH=O

Ketosa adalah KH yang memiliki gugus fungsi keton pada

atom C kedua =O

Berikut adalah struktur dari kedua gugus fungsi tersebut:




Didalam organisme, karbohidrat memiliki berbagai peranan, diantaranya:

· Simpanan energi, bahan bakar dan senyawa antarametabolisme Pati, glikogen; dgn cepat dpt diubah mjd glukosa

· Bagian dr kerangka struktural pembentuk RNA danDNA; gula ribosa dan deoksiribosa

· Elemen struktural pd dinding sel tanaman, bakteri & eksoskleleton Arthropoda; polisakarida

· Identitas sel; berikatan dgn protein atau lipid

· Berfunsi dlm proses pengenalan antar sel (cell-cell recognition); oligosakarida.


Stereoisomer

Steroeisomer yaitu pengaturan 3D atom-atom dalam molekul yang merupakan bayangan kaca antara satu dengan yang lain.

Senyawa yang memiliki atom C asimetris atau atom C yang mengikat 4 gugus yang berbeda akan memiliki isomer optik / stereoisomer/ enantiomer.

Secara umum, hubungan antara isomer optik dengan C asimetris dapat dirumuskan: 2. dengan n (banyaknya jumlah atomC asimetris). Contoh; gliseral dehid memilki satu atom C asimetris, maka isomer optiknya yaitu 2 = 2.


Isomer optik ini bisa dinyatakan dengan konfigurasi D dan konfigurasi L, Jika memutar bidang polarisasi ke kanan = dextrorotatory (D) dan Jika memutar bidang polarisasi ke kiri = levorotatory (L). Aturan mengenai D dan L ini yaitu:

· Atom karbon diberi nomor 1 dari ujung rantai karbon dekat gugus fungsi

· Simbol D atau L ditentukan dari posisi atom C asimetris yang terjauh dari gugus fungsi terserbut (aldehid atau keton)

Bentuk D – gliseraldehid merupakan bentuk yang memiliki peranan penting dalam biologi.

Kabohidrat yang memilki konfigurasi D, dan berbeda hanya pada salah satu atom C asimetris nya saja dinamakan epimer. Contohnya yaitu D – Glukosa dan D – Galaktosa



D – Glukosa



D – Galaktosa

Stereoisomer yang bukan merupakan bayangan cerminnya disebut diastereoisomer, contohnya D-triosa dan D-eritrosa.



Klasifikasi Karbohidrat

Berdasar kompleksitasnya, dapat dibagi menjadi 3 golongan, yaitu

  1. Monosakarida; karbohidrat tunggal
  2. Oligosakarida; karbohidrat yg tersusun dr beberapa(6 - 8) monosakarida
  3. Polisakarida; karbohidrat yang tersusun dari lebih dari 10 monosakarida

1. Monosakarida

Monosakarida merupakan jenis karbohidrat sederhana yang terdiri dari 1 gugus cincin. Contoh dari monosakarida yang banyak terdapat di dalam sel tubuh manusia adalah glukosa, fruktosa dan galaktosa.

Glukosa di dalam industri pangan lebih dikenal sebagai dekstrosa atau

juga gula anggur. Di alam, glukosa banyak terkandung di dalam buah-buahan,

sayuran dan juga sirup jagung.

Fruktosa dikenal juga sebagai gula buah dan merupakan gula dengan rasa yang paling manis. Di alam fruktosa banyak terkandung di dalam madu (bersama dengan glukosa), dan juga terkandung diberbagai macam buah-buahan.

Sedangkan galaktosa merupakan karbohidrat hasil proses pencernaan laktosa sehingga tidak terdapat di alam secara bebas.

Selain sebagai molekul tunggal, monosakarida juga akan berfungsi sebagai molekul dasar bagi pembentukan senyawa karbohidrat kompleks pati (starch).atau selulosa.

2. Oligosakarida

Olisakarida adalah KH yang jika dihidrolisis menghasilkan 2 -8 gugus monosakarida. Contoh:

Maltotriose glukosa + glukosa + glukosa

Kelompok oligosakarida ini diantaranya juga termasuk disakarida.

Disakarida merupakan jenis karbohidrat yang banyak dikonsumsi oleh manusia di dalam kehidupan sehari-hari. Setiap molekul disakarida akan terbentuk dari gabungan 2 molekul monosakarida. Contoh disakarida yang umum digunakan dalam konsumsi sehari-hari adalah sukrosa yang terbentuk dari gabungan 1 molekul glukosa dan fruktosa dan juga laktosa yang terbentuk dari gabungan 1 moleku glukosa & galaktosa. Di dalam produk pangan, sukrosa merupakan pembentuk hampir 99% dari gula pasir atau gula meja (table sugar) yang biasa digunakan dalam konsumsi sehari-hari sedangkan laktosa merupakan karbohidrat yang banyak terdapat di dalam susu sapi dengan konsentrasi 6.8 gr / 100 ml.

3. Polysakarida

Polisakarida adalah KH yang jika dihidrolisis menghasilkan lebih dari 6 gugus monosakarida. Contohnya yaitu: Glikogen, Amilum, Selulosa dan Dextrin.

Berdasarkan fungsinya polisakarida dibagi menjadi polisakarida sebagai bahan bakar (glikogen dan amilim) dan polisdakarida sebagai struktural (dextran, kitin dan selulosa).

· Glikogen

Glikogen merupakan salah satu bentuk simpanan energi di dalam tubuh yang dapat dihasilkan melalui konsumsi karbohidrat dalam sehari-hari dan merupakan salah satu sumber energi utama yang digunakan oleh tubuh pada saat berolahraga.

Di dalam tubuh glikogen akan tersimpan di dalam hati dan otot. Kapasitas penyimpanan glikogen di dalam tubuh sangat terbatas yaitu hanya sekitar 350-500

gram atau dapat menyediakan energi sebesar 1.200-2.000 kkal. Namun kapasitas penyimpanannya ini dapat ditingkatkan dengan cara memperbesar konsumsi

karbohidrat dan mengurangi konsumsi lemak atau dikenal dengan istilah carbohydrate loading dan penting dilakukan bagi atlet terutama yang menekuni cabang olahraga bersifat endurans (endurance) seperti maraton atau juga sepakbola.

Sekitar 67% dari simpanan glikogen yang terdapat di dalam tubuh akan tersimpan di dalam otot dan sisanya akan tersimpan di dalam hati. Di dalam otot, glikogen merupakan simpanan energi utama yang mampu membentuk hampir 2% dari total massa otot.

· Amilum (pati)

Pati merupakan simpanan energi di dalam sel-sel tumbuhan berbentuk butiran-butiran

kecil mikroskopik dengan berdiameter berkisar antara 5-50 nm. Struktur pati terdiri dari α- amilosa dan amilopektin. Amilosa merupakan polimer glukosa rantai panjang

yang tidak bercabang sedangkan amilopektin merupakan polimer glukosa dengan susunan yang bercabang-cabang. Komposisi kandungan amilosa dan amilopektin ini akan bervariasi dalam produk pangan dimana produk pangan yang memiliki kandungan amilopektin tinggi akan semakin mudah untuk dicerna.

Di alam, pati akan banyak terkandung dalam beras, gandum, jagung, biji-bijian seperti kacang merah atau kacang hijau dan banyak juga terkandung di dalam berbagai jenis umbi-umbian seperti singkong, kentang atau ubi.

· Kitin

Kitin merupakan polimer dari N-asetil – D- glukosamin yang digabungkan oleh ikatan β. Kitin terdapat [pada cangkang kulit luar insekta.

· Dextran

Dextran merupakan polimer dari glukosa, dimana masing-masing residu glukosa dihibun gkan dengan ikatan α 1-6. dextan juga memilki rantai cabang yang dibentuk khusus dengan ikatan α 1-2, α 1-3 atau α 1-4 tergantung pada spesies bakteri yang menggunakan dextran sebagai sumber casdangan makanannya.

· Selulosa

Seulosa merupakan suatu senyawa homopolisakarida yang linier, berbentuk seperti rambut, dan tidak larit dalam air. Selain itu, merupakan polosakarida ekstraseluler pada dinding sel tumbuhan tinggi, mikroorganisme dan permukaan luar membran sel hewan.

Unit pembentuk selulosa adalah D- glukosa dengan ikatan β 1-4.


Identifikasi Karbihidrat

Pemisahan dan identifikasi karbohidrat dapat dilakukan dengan teknik kromatografi, akan tetapi terdapat sejumlah test-test kualitatif yang dapat dilakukan diantaranya :

  1. Uji Molish

Uji ini merupakan uji yang paling umum untuk pengetesan adanya karbohidrat dan senyawa organik lainnya. Pada uji ini asam sulfat pekat berfungsi untuk menghidrolisis ikatan glikosidik, menghasilkan monosakarida yang akan didehidrasi menjadi furfural dan turunanya. Furfural mengalami sulfonasi dengan alpha naftol yang akan menghasilkan cincin warna ungu kompleks (merah-ungu), yang menunjukan adanya karbohidrat.

  1. Uji Benedict

Uji ini digunakan untuk pengetesan adanya gula pereduksi. Hasil tes ini memberikan endapan warna hijau, kuning, atau merah jingga yang memberikan perkiraaan semikualitatif adanya sejumlah gula yang mereduksi.

  1. Uji Barfoed

Uji ini digunakan untuk membedakan monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Barfoed merupakan pereaksi yang bersifat asam lemah dan hanya direduksi oleh monosakarida. Disakarida akan dapat dihidrolisis sehingga bereaksi positif dengan pemanasan yang lebih lama. Dengan kata lain untuk membedakan monosakarida, disakarida, polisakarida tergantung berapa lama pemanasan sampai terbentuk endapan tembaga oksida yang berwarna merah bata.

  1. Uji Bial

Uji ini digunakan untuk menguji adanya gula pentosa. Pemanasan pentosa dengan HCL pekat akan menghasilkan furfural yang berkondensasi dengan orcinol dan ion feri . Hasil pemanasan akan menghasilkan warna biru-hijau yang menunjukan adanya gula pentosa.

  1. Uji Selliwanof

Uji ini digunakan untuk menguji adanya gugus keton. Ketosa akan didehidrasi lebih cepat dari aldosa. Furfural akan berkondensasi dengan recorcinol (1,3- dihidroksi benzena) yang akan memberikan warna merah kompleks (merah-cherry).

  1. Uji Iodium

Uji ini digunakan untuk menguji adanya polisakarida. Pembentukan warna biru menunjukan adanya pati, warna merah menunjukan adanya glikogen atau eritrodekstrin.



Referensi

Suhara, 2009. Dasar – Dasar Biokomia. Prima Press : Bandung.

http://qforq.multiply.com/journal/item/2

http://www.pssplab.com/journal/03.pdf

http://72.14.235.132/search?q=cache:BU_KmCNqT_cJ:elisa.ugm.ac.id/files/chimera73/ulnVfTez/KARBOHIDRAT1.pdf+karbohidrat&cd=7&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-a

Resume Jurnal Kanker Servic

INTEGRASI INTRASEL MITOKONDRIA DNA (mtDNA) DALAM SEL MUKOSA SERVIC DAN KAITANNYA DENGAN EKSPRESI C-MYC

MtDNA (mitokondria DNA) adalah DNA yang terdapat di dalam organel sel, mitokondria. MtDNA ini sangat mudah mengalami mutasi, baik itu oleh faktor fisika, kimia maupun faktor biologi.

Beberapa studi telah menemukan bahwa keberadaan dari mtDNA ini relevan dengan terjadinya karsinigenesis. Hal ini karena, mtDNA yang mengalami mutasi, selaputnya akan rusak atau sobek. Hal ini mengakibatkan mtDNA dan fragmennya berdisosiasi ke cytoplasma. MtDNA yang bebas ini beserta fragmennya di dalam sytoplasma akan menghasilkan DNAase dalam jumlah yang berlebih dan dan karena berlebihnya DNA ase (enzim DNA )ini mtDNA menjadi sangat aktif. MtDNA akan melewati nukleopore secara acak dan terintegrasi ke dalam genom DNA. Pengintegrasi ini mengakibatkan munculnya oncogen (gen yang termodifikasi) yang dapat menyebahayakan inhibisi proliferasi sel dan diferensisasi dari kontrol. Dengan kata lain, oncogen ini dapat memicu sel normal menjadi sel kanker.

Para ahli labiratorium, telah menemukan bahwa frekuensi tinggi mutasi mtDNA terdapat di sel selviks.

Pada prosesnya, pengintegrasian mtDNA melibatkan pula ekspresi dari c-myc, yaitu suatu jenis protein yang disandi oleh gen c-myc yang berfungsi sebagai protein inti sel untuk transkripsi dan replikasi dalam siklus sel. Protein ini termasuk dalam kelompok gen-gen pemicu terjadinya kanker (tumor). Oleh karena itu, banyak para ahli yang berpendapat bakwa karsinogenesis terkait dengan ekspresi c-myc.
Untuk dapat mengetahu hubungan antara integrasi mitokondria DNA (mtDNA) dalam nukleus dari sel-sel serviks dan ekspresi c-myc, Chen dan kawan-kawan melakukan penelitian terhadap 40 pasien kanker serviks yang dikumpulkan dari tahun 2000 s.d 2004, sebagai biopsi contoh. Selain itu, termasuk pula 34 kasus squamous sel bisul kanker dan 6 kasusu Adenocarcinoma (CIN). Dan sebagai kontrolnya yaitu 30 kasus normal serviks epithelia dan 30 kasus CIN (bisul kanker).

Metode yang digunakan Peneliti dalam penelitian tersebut yaitu ekspresi c-myc protein yang diukur dengan tes immunohistochemikal, lalu sequence dari mtDNA dalam nukleusnya dideteksi dengan teknik hibridiasi in situ dan untuk cara menghitung presentasi hasil, digunakan analisis statistika (tes X quadrat, P, 0,05 dianggap penting).

Hasil dari penelitian tersebut didapatkan data sebagai berikut:
1. pada tes hibridisasi in situ, mtDNA terdeteksi pada 15 kasus servikal mukosa, hal ini ditandai dengan adanya warna hitam coklat pada substansi intersellulernya sedangkan pada substansi kontrol tidak terdapat warna hitam coklat. Jika dihitung dengan menggunakan analisis statistika maka hasil spesifiknya yaitu integrasi harga normal serviks (0%), CIN (13%), dan kanker servikal (42 %). (X kuadrat= 9.054 , P < kuadrat=" 4.81" style="font-weight: bold;" size="3">Reference:www. jeccr.com/content/27/1/36

BAGAIMANA MONOSAKARIDA ITU BISA TERBENTUK???


Polisakarida merupakan senyawa karbohidrat yang paling kompleks, yaitu berupa gabungan dari banyak monosakarida. Sebenarnya dimana sih pertama kalinya terbentuknya monosakarida dan dimana pula terjadinya penggabungan – penggabungan tersebut sehingga dihasilkan senyawa yang memiliki fungsi- fungsi biologis penting?

Senyawa – senyawa yang termasuk monosakarida yaitu glukosa, galaktosa dan fruktosa. Senyawa – senyawa tersebut terbentuk pada saat proses fotosintesis. Mengenai hal ini, masih ingatkah zat apa saja yang dihasilkan dari proses fotosintesis???

Reaksi fotosintesis:

CO2 + H20 CH2O + O2

Berdasarkan reaksi di atas, senyawa yang dihasilkan yaitu CH2O dan O2 atau gula dan oksigen. Namun perlu diketahui pula, CH2O tersebut bukanlah gula yang sebenarnya, tetapi hanya menggambarkan saja rumus umum dari karbohidrat. Gula yang sebenarnya terbentuk saat terbentuk genap C6H12O6.

Persamaan di atas merupakan sintesis gula berkarbon satu dengan satu kali reaksi. Dengan kata lain, agar terbentuk suatu senyawa gula berupa glukosa ( C6H12O6 ), haruslah melalui pengulangan reaksi sebanyak 6 kali (tepatnya reaksi tersebut berlangsung saat reaksi gelap dalam fotosisntesis).

Senyawa gula yang dihasilkan tersebut tidak hanya dapat berupa glukosa saja, tapi bisa juga berupa fruktosa dan galaktosa. Hal ini karena, baik glukosa, fruktosa maupun galaktosa memiliki enam jumlah atom C. Kalau seperti ini, lalu bagaimana gula – gula tersebut bisa terspesialisasi menjadi glukosa, fruktosa dan galaktosa??

Nah, untuk hal ini mari kita berbicara mengenai struktur dari monosakarida. Monosakarida berdasarkan gugus fungsinya dikelompokan menjadi aldosa (mengandung gugus aldehid) dan ketosa (mengandung gugus ketosa). Glukosa dan galaktosa termasuk dalam aldosa, namun jika glukosa memiliki gugus atom OH di sebelah kanan sedangkan galaktosa memiliki gugus atom OH di sebelah kiri. Sedangkan fruktosa termasuk ke dalam ketosa.



galaktosa glukosa Fruktosa


Seperti yang telah disinggung di awal, proses pembentukan gula ini terjadi saat fotosintesis, namun proses tersebut juga tidak sesederhana persaaman di atas. Pembentukan senyawa gula ini melalui beberapa proses, yang disebut dengan reaksi terang dan reaksi gelap. Reaksi- reaksi ini terjadi di dalam kloroflas.


Pada reaksi terang, H2O terurai oleh sinar matahari menjadi H + O2 dan cahaya yang diserap oleh klorofil menggerakan akseptor (penerima elektron) yang disebut NADP+ untuk membawa é dan H tersebut untuk kemudian disimpan sementara, sedangkan O2 nya dilepaskan sebagai produk samping. Karena fungsinya yang seperti itu, NADP+ kemudian berubah menjadi NADPH (penambahan unsur H+).

Selain O2 yang menjadi produk samping, dihasilkan pula ATP. Sehingga dalam reaksi terang ini, sinar matahari diubah oleh energi kimia menjadi dua bentuk senyawa yaitu ATP dan NADPH. Kemudian, kedua senyawa tersebut digunakan dalam reaksi gelap, nah barulah disini terbentuk gula (CH2O) dengan bantuan senyawa ATP dan NADPH.

Senyawa – senyawa gula tersebut kemudian bergabung, misalnya glukosa + fruktosa menjadi sukrosa (disakarida). Sukrosa ini lalu nantinya digunakan sebagai alat transfer dalam tumbuhan (mengangkut hasil dari fotosintesis). Selain itu, contoh penggabungan lainnya yang lebih dekat dalam kehidupan kita yaitu glukosa + glukosa menjadi amilum. Di alam wujud dari amilum (pati) ini banyak terkandung dalam beras, gandum, jagung, biji-bijian -seperti kacang merah atau kacang hijau- dan banyak pula terkandung di dalam berbagai jenis umbi-umbian seperti singkong, kentang atau ubi.

Penggabungan monosakarida ini juga bisa terjadi di tubuh hewan/ manusia, yaitu di otot; terjadi pengabungan glukosa+glukosa menjadi glikogen yang nantinya akan menjadi sumber energi bagi organisme tersebut.